[Live as an exchange student] Part.7 --- Wong India
Halo teman-teman sebangsa dan setanah air. Saya mau berbagi cerita lagi nih. karena hari ini sedang kesal-kesalnya dengan teman exchange saya dari India, maka saya ingin menyampaikan sekelumit tentangnya pada kesempatan kali ini (auwah) Bukannya ngrasani lho ya. Biar jadi pengetahuan saja. Begini sekelumit kisah tentangnya. Sebut saja namanya bunga :p *padahal cowo*
Pertama kali saya bertemu dia di orientasi Washington DC. Saya satu kelompok dengan dia karena mendapatkan placement yang sama. Bahkan kota yang sama. Kota yang saya tempati sekarang. Dari kesan pertama saja saya sudah tidak simpatik. Dia merengek-rengek tidak mengikuti sesi karena pusing. Kemudian hari-hari pertama kami ditempatkan disatu rumah. Saya mengalami berhari-hari bersamanya. Dia adalah orang yang egois yang tidak pernah mau mengalah. Sifatnya keras. Suka merepotkan orang lain. Sedikit-sedikit memerintah. Karena hari-hari awal saya turuti saja. Lama-lama sewot juga. Ora duwe rasa pekewuh blas kalo orang Jawa bilang. Omongannya selalu keras. Sarkasme dan menyombongkan diri. kalau diberi pekerjaan suka melarikan diri kemudian ke kamar untuk online facebook. Masih ingat yang mengatai saya : you're fuc*king stupid, man di locker? Itu juga dia.
Dia mengambil semua subject science di sekolah kami *subject diperbolehka memilih* tapi kemudian dia membatalkan semuanya setelah bertemu guru fisika dan guru kimianya. Dihadapan semua orang dia berceloteh tentang teori ini itu. Begitu juga matematika. dia mengambil semua bab pada matematika. tapi ujung-ujungnya dia berkata kelas trigonometri dan kelas matematika membosankan. Jadilah dibatalkan beberapa sciencenya. Kemudian dia mengambil kelas marketing. baru beberapa hari dia mengeluh kelasnya terlalu berat. Kemudian memutuskan mengambil kelas science. dihadapan guru marketing *yang juga subject yang saya ambil* dia berkata dengan angkuhnya kalau dia bosan dengan science di amerika karena sudah dipelajari semua. Padahal dia pernah bercerita pada saya kalau dia tidak bisa mengikuti. Kemudian dia bertanya pada guru marketing saya apa science yang levelnya paling tinggi *kalau anda jadi saya mungkin sudah anda jitak dia di tempat, bung* Guru marketing saya untungnya guru yang sabar. Dia mendengarkan semua celotehannya tentang India. Saya sudah bosan dengan ceritanya. Bukan dengan india tapi dengan cara dia berbicara yang angkuh. Setelah itu adalah jam lunch. Guru saya masih dengan baik hati menawari mau makan di cafetaria sekolah atau keluar ke fast food. Dia dengan tanpa pekewuhnya minta ke restoran fast food paling mahal *saya di ajak juga sih, tapi saya tolak karena kebetulan bulan puasa*. Dan lagi-lagi dengan angkuhnya mengatakan cafetaria sekolah payah blablabla. kemudian saya bertanya pada guru saya : "Do you eat outside oftenly?"
Beliau : "Not realy. I prefer to eat at school, bud"
Mampussssss looo haha.
Dia juga seorang muslim tapi hanya 3 hari berpuasa di bulan ramadhan. kemudian ketika kami menonton tivi bersama dengan mengunyah makanan dia berceloteh yang dalam bahasa indonesia : "hei. Orang puasa itu ga boleh nntn tivi"
*nyam nyam nyam clllurrp cluuurp (suara orang makan dengan mulut penuh)*
"Gw gampar tivi tau rasa lo"
Kemudian dia mak sluyuuur main komputer dikamar ayah angkat saya. Dia ubah background dikomputer dan settingan-settingannya. Dia ubah backgroundnya menjadi gambar dia yang sedang nampang. Punya hak apa coba dia merubah barang milik orang lain? Setelah ayah saya tahu beliau marah-marah. Beliau mengatakan yang dalam bahasa jawa : "
"Iki bocah duwe tata krama ora to? Jan~ judeg aku. Emange aku meh ndelok rupamu po neng komputerku? Sabetakke prabatang kumyur saka andhamu *walah malah bablas ndalang :p*"
Tapi si india suadah pergi. dia hanya mampir ke rumah kami.
"Gw tambah gampar komputer lo"
Ya Allah kok ya ada makhluk seperti itu. Semoga Engkau membukakan pintu ampun untuknya dan untukku *yang telah ngrasani* amiiiin :)
Pertama kali saya bertemu dia di orientasi Washington DC. Saya satu kelompok dengan dia karena mendapatkan placement yang sama. Bahkan kota yang sama. Kota yang saya tempati sekarang. Dari kesan pertama saja saya sudah tidak simpatik. Dia merengek-rengek tidak mengikuti sesi karena pusing. Kemudian hari-hari pertama kami ditempatkan disatu rumah. Saya mengalami berhari-hari bersamanya. Dia adalah orang yang egois yang tidak pernah mau mengalah. Sifatnya keras. Suka merepotkan orang lain. Sedikit-sedikit memerintah. Karena hari-hari awal saya turuti saja. Lama-lama sewot juga. Ora duwe rasa pekewuh blas kalo orang Jawa bilang. Omongannya selalu keras. Sarkasme dan menyombongkan diri. kalau diberi pekerjaan suka melarikan diri kemudian ke kamar untuk online facebook. Masih ingat yang mengatai saya : you're fuc*king stupid, man di locker? Itu juga dia.
Dia mengambil semua subject science di sekolah kami *subject diperbolehka memilih* tapi kemudian dia membatalkan semuanya setelah bertemu guru fisika dan guru kimianya. Dihadapan semua orang dia berceloteh tentang teori ini itu. Begitu juga matematika. dia mengambil semua bab pada matematika. tapi ujung-ujungnya dia berkata kelas trigonometri dan kelas matematika membosankan. Jadilah dibatalkan beberapa sciencenya. Kemudian dia mengambil kelas marketing. baru beberapa hari dia mengeluh kelasnya terlalu berat. Kemudian memutuskan mengambil kelas science. dihadapan guru marketing *yang juga subject yang saya ambil* dia berkata dengan angkuhnya kalau dia bosan dengan science di amerika karena sudah dipelajari semua. Padahal dia pernah bercerita pada saya kalau dia tidak bisa mengikuti. Kemudian dia bertanya pada guru marketing saya apa science yang levelnya paling tinggi *kalau anda jadi saya mungkin sudah anda jitak dia di tempat, bung* Guru marketing saya untungnya guru yang sabar. Dia mendengarkan semua celotehannya tentang India. Saya sudah bosan dengan ceritanya. Bukan dengan india tapi dengan cara dia berbicara yang angkuh. Setelah itu adalah jam lunch. Guru saya masih dengan baik hati menawari mau makan di cafetaria sekolah atau keluar ke fast food. Dia dengan tanpa pekewuhnya minta ke restoran fast food paling mahal *saya di ajak juga sih, tapi saya tolak karena kebetulan bulan puasa*. Dan lagi-lagi dengan angkuhnya mengatakan cafetaria sekolah payah blablabla. kemudian saya bertanya pada guru saya : "Do you eat outside oftenly?"
Beliau : "Not realy. I prefer to eat at school, bud"
Mampussssss looo haha.
Dia juga seorang muslim tapi hanya 3 hari berpuasa di bulan ramadhan. kemudian ketika kami menonton tivi bersama dengan mengunyah makanan dia berceloteh yang dalam bahasa indonesia : "hei. Orang puasa itu ga boleh nntn tivi"
*nyam nyam nyam clllurrp cluuurp (suara orang makan dengan mulut penuh)*
"Gw gampar tivi tau rasa lo"
Kemudian dia mak sluyuuur main komputer dikamar ayah angkat saya. Dia ubah background dikomputer dan settingan-settingannya. Dia ubah backgroundnya menjadi gambar dia yang sedang nampang. Punya hak apa coba dia merubah barang milik orang lain? Setelah ayah saya tahu beliau marah-marah. Beliau mengatakan yang dalam bahasa jawa : "
"Iki bocah duwe tata krama ora to? Jan~ judeg aku. Emange aku meh ndelok rupamu po neng komputerku? Sabetakke prabatang kumyur saka andhamu *walah malah bablas ndalang :p*"
Tapi si india suadah pergi. dia hanya mampir ke rumah kami.
"Gw tambah gampar komputer lo"
Ya Allah kok ya ada makhluk seperti itu. Semoga Engkau membukakan pintu ampun untuknya dan untukku *yang telah ngrasani* amiiiin :)
September 3, 2009 at 8:39 PM
kok isa wong koyo ngono ikud exchange?,
jan nggonku kui yo ho'o,
nggonku kui ono sing mblayang dhewe lunga ko hotel nupak taksi,
mbih nasibe pye?,
October 9, 2009 at 1:32 AM
kok ga punya sopan santun banget sih???
btw, knpa dia puasa cuma 3 hari???