[Live as an exchange student] Part.20 -- Berbicara Soal Makanan


Kata orang "Indonesia ii sing dibahas mung panganan" (Indonesia itu yang dibahas cuma makan) dan ternyata jika direnungi memang benar. Menjadi orang Indonesia di luar negeri pun yang dibahas masih makanan. Rasa kangen akan cita rasa Indonesia pun menjadi trending topik. Rasanya jeles kalo dengar teman-teman dari Indonesia membahas Pecel Lele, Kakap Goreng, Sego Liwet atau bahkan makanan seribunan yang biasa untuk sarapan. Untuk itu mari sekarang kita berbicara sedikit mengenai makanan dan pola makan.

Beberapa pola makan aneh yang saya temukan di Amerika Serikat,

1) Taukah anda jika sebenarnya turis-turis yang ke restoran fast food pizza di indonesia itu terheran-heran?

"KARENA MAKAN PIZAA ITU HARUSNYA GAK PAKE SAUS SAMBAL ATAU SAUS TOMAT,MAS!" kata om Bule.

Suatu ketika saya ada di suatu perjamuan, hidangan yg ada saat itu adalah pizza. Saya pun mengubek-ubek seisi rumah untuk mencari yang namanya KETCHUP (Saus Tomat). Kemudian saya tuangkan saus itu ke hidangan saya dan seketika orang-orang diruangan menjauh dr saya.

saya pun bertanya: wow wow wow what is happening guys?

om om tante-tante mbak-mbak mas-ms bule pun serntak menjawab : "ITU DI PIRINGMU SAOS TOMAT?

saya jawab dengan tampang inosen : iya tuh. kenapa emang?

mereka pun serentak menjawab : Oh you are sick man. Pizza itu ga dimakan dengan saos tomat.

saya : mojiaaaar. sak negoro ku salah.

Dan mak tuiiiiing, sebuah tanda tanya besar menggantung di kepala saya tentang restoran-restoran pizza di Indonesia tadi BAGAIMANA? Mustahil mereka tidak menyediakan saos tomat. Mungkin om bule pemilik pizza hut mbatin :

"Orang Indonesia itu susah dibilangin, daripada di demo yasudahlah biarkan mereka terjerumus dalam dosa memakan pizza dengan saos tomat, yang penting rakyat saya tidak" hahaha *senyum licik*

2) Taukah anda jika om bule minum susu itu tanpa gula?

Pernah juga suatu ketika saya membuatkan susu untuk teman saya di Amerika Serikat. Karena di Indonesia yang namnya susu itu tidak afdhol tanpa gula, maka saya pun buat susu tersebut ala indonesia yang bergula juga. Setlah itu saya suguhkan pada teman saya itu. Tidak beberapa lama kemudian dia berkomentar :

"Ini susu udah basi ya?"

saya : "baru saya buat kok"

dia : " kok munek gini apa ini"

batin saya: "munek mbah mu paiman, susu enak e ngono og"

dia : "ini kamu campur apa?"

saya: "gula om"

dia " kamu mau ngracuni sayaaaaaaaa?"

saya: "loh loh sabar dhisik mas, ngopo iki?"

dia: "sabar mbah mu paiman, ini susu kok pake gula?"

saya: "lah apa mau saya kasih garam biar enak mas?"

dia : "susu itu ya susu. gak pake apa-apa"

saya : "kalo susu lengkap dengan "wadahnya" suka mas? ;) *ting* "



kemudian batin saya : "modaaaaaar pantes sak negoro ku diabetes"

3) Om Bule gak bisa akan pedes dikit.

Saya pun baru tahu fakta ini setelah beberapa bulan di Amerika Serikat dan tidak sedikitpun menemukan yang namanya SAUS SAMBAL yang bergambar lombok. Apa-apanya serba saus tomat atau saus masakan meksiko.

Kemudian melihat kesempatan ini saya pun mengajak teman saya makan makanan di restoran dengan title : THE HOTTEST CHILI IN THE CITY.
Yang kalah dan kepedesan duluan harus bayar 20 dolar. Saya tau saya pasti menang karena pedas bagi orang amerika itu bayi indonesia saja tidak akan nangis. Sambal korek mungkin bisa membuat lidah orang amerika korengan :p

Dan ternyata dugaan saya benar. Saya dan teman-teman saya membeli Burrito (makanan meksiko) dengan kadar ekstra hot dan mereka yang menggigit baru sekali sudah ampun-ampun, padahal bagi saya (atau lebih tepatnya bagi kita orang indonesia) masakan padang yang tidak pedas pun lebih dari itu. Dengan kondisi yang demikian pun, kontan ketika suatu waktu saya memakan sambel pecel buatan saya sendiri yang di kirim dari emak bapak saya di Indonesia, saya langsung mencret-mencret.

Oh iya, berbicara tentang kiriman dari Indonesia, saya benar-benar kecewa dengan emak bapak saya karena MEREKA SALAH KIRIIIIIIIIM. Saya sudah bilang disini tidak ada saus pedas, adanya saus tomat dan kangen saus pedas, tapi yang dikirim adalah seabrek saus tomat indonesia. jenengan niku piye to pak paaak -_________-

Ada lagi yang saya tidak suka, yaitu sarapan di amerika. sarapan menunya adalah roti toast atau sereal atau donat. Suatu ketika saya sarapan dengan pizza dan lagi-lagi saya dikatai orang sableng. Namun itu bukan alasan saya untuk menyerah berargumen.
Saya jawab demikian :

"Wah kalau di negara saya itu agraris, om. Orang nya macul dan sebagainya, jadi budaya kami sebelum bekerja keras makan pun harus porsi besaar"

(Sambil tertawa lebar karena menemukan pembenaran lumayan ilmiah buat ngeles)

Namun dari itu semua saya jadi berpikir bahwa rasa kangen itu terkadang (bukan setiap kali) merupakan pengejawantahan penyia-nyiaan. Dulu ada rasa elit, bangga atau bagaimana pun anda mendefinisikannya jika makan KFC, McDonald atau fast food-fast food lainnya. Namun hidup beberapa di Amerika Serikat membuat saya menyadari bahwa saya telah menyia-nyiakan cita rasa Indonesia itu tadi. Jika hari ini saya disodori KFC atau sebungkus nasi dengan krupuk dan sambel korek, saya pasti akan mengambil pilihan kedua.

Manusia itu pada kodratnya memang tidak bersyukur, selalu ingin apa yang tidak nyata (brhubungan dengan eksistensial, ada atau tidak ada). Memang tanpa syukur itu hawa nafsu manusia tidak ada batasnya. Semoga menjadi pelajaran bagaimana kita lebih bersyukur dengan budaya dan cita rasa kita sendiri :)






*) kenapa gambarnya ayam goreng? haha saya juga ga tau. saya pikir mungkin karena sekarang saya belum makan dan kangen ayam kremes indonesia.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS