[Live as an exchange student] Part.3 -- Few Days Before Departure
Beberapa hari sebelum keberangkatan saya ke USA adalah hal yang paling membuat saya takut. 2 hari sebelum orientasi camp saya jatuh sakit parah. Demam tinggi hingga 39.5 C. dan flu disertai bersin-bersin. Saya khawatir akan terancam batal. Hingga tengah malam H-1 sakit itu belum juga sembuh. Akhirnya saya pun dibawa ke Unit Gawat darurat untuk diperiksa disana. Jam 2 malam pemeriksaan tersebut baru kelar. Dan dengan sangat tiba-tiba dokter menduga flu babi.
"Loh. Loh kok flu babi dok? Apa tidak hipotesa terlalu dini?"
Dokter : "Teman adik ada yang habis dari luar negeri ga?"
Saya : " Ada sih dok. tapi masa' ya flu babi dok?"
Batin saya : "mampuuuuuuuuuuuuuuuuuuuus. gagal amrik nih"
Kemudian saya pun bertanya : "kalau positiv flu babi bakal diisolasi brapa lama dok?"
Dokter : "2 mingguan lah"
Saya : "whaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat? 2 hari lagi saya berangkat orientasi"
Dokter : "Tenang nak"
Sehari setelah itu dokter mengemukakan hipotesa barunya. Yaitu demam berdarah. kemudian tensi saya di cek. Dan hasilnya adalah 140 untuk usia 17 tahun. Mengejutkan juga. Saya masih juga ngoto minta di tensi ulang.
"Sus. Tolong tensi lagi dong. Rusak jangan-jangan alat tensinya"
Suster : " Tunggu hasil pemeriksaan pokoknya. No way!"
Saya; "zzzzzzzz apa-apaan"
dan saya bertanya : "Akan berapa lama saya dirawat jika positiv DB dok?"
Dokter : " satu minggu lah"
Saya : "whaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat?"
Pulang ke rumah yang saya lakukan adalah segra minum 2 botol jus jambu biji. Wueeeks. Demi amrik. Tapi beberapa jam sebelum keberangkatan, dokter mengemukakan gagasannya lagi.
"oh ini cuma demam tinggi kok"
saya : "fiuuuuuh. untunglah. cuma demam kok sampai gonjang-ganjing flu babi."
Tapi yang terjadi selama orientasi di Jakarta, badan saya panas selalu dan mimisan setiap saat. Apalagi ketika orientasi saya harus tidur 2 jam sehari. Sampai dipesawat pun saya masih sakit-sakitan. Oh Tuhan, namanya cobaan ada-ada saja ternyata. memang tidak mudah untuk mencapai sebuah mimpi.
"Loh. Loh kok flu babi dok? Apa tidak hipotesa terlalu dini?"
Dokter : "Teman adik ada yang habis dari luar negeri ga?"
Saya : " Ada sih dok. tapi masa' ya flu babi dok?"
Batin saya : "mampuuuuuuuuuuuuuuuuuuuus. gagal amrik nih"
Kemudian saya pun bertanya : "kalau positiv flu babi bakal diisolasi brapa lama dok?"
Dokter : "2 mingguan lah"
Saya : "whaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat? 2 hari lagi saya berangkat orientasi"
Dokter : "Tenang nak"
Sehari setelah itu dokter mengemukakan hipotesa barunya. Yaitu demam berdarah. kemudian tensi saya di cek. Dan hasilnya adalah 140 untuk usia 17 tahun. Mengejutkan juga. Saya masih juga ngoto minta di tensi ulang.
"Sus. Tolong tensi lagi dong. Rusak jangan-jangan alat tensinya"
Suster : " Tunggu hasil pemeriksaan pokoknya. No way!"
Saya; "zzzzzzzz apa-apaan"
dan saya bertanya : "Akan berapa lama saya dirawat jika positiv DB dok?"
Dokter : " satu minggu lah"
Saya : "whaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat?"
Pulang ke rumah yang saya lakukan adalah segra minum 2 botol jus jambu biji. Wueeeks. Demi amrik. Tapi beberapa jam sebelum keberangkatan, dokter mengemukakan gagasannya lagi.
"oh ini cuma demam tinggi kok"
saya : "fiuuuuuh. untunglah. cuma demam kok sampai gonjang-ganjing flu babi."
Tapi yang terjadi selama orientasi di Jakarta, badan saya panas selalu dan mimisan setiap saat. Apalagi ketika orientasi saya harus tidur 2 jam sehari. Sampai dipesawat pun saya masih sakit-sakitan. Oh Tuhan, namanya cobaan ada-ada saja ternyata. memang tidak mudah untuk mencapai sebuah mimpi.
0 Response to "[Live as an exchange student] Part.3 -- Few Days Before Departure"