[Live as an exchange student of AFS] Part.4 -- Orientasi dan Keberangkatan


Sebelum berangkat ke USA, ada beberapa hal yang perlu disiapkan dan diperbekalkan. Karena itulah, diadakan adanya sutu orientasi yang tidak lain bertujuan untuk membekali saya dan teman-teman seperjuangan lain agar tetap dapat bertahan hidup di Amerika Serikat (ceillle bertahan hidup). Orientasi ini berlangsung selama 8 hari dengan 5 hari pembekalan dan 3 hari Language Orientation Camp. Dimana-mana di Indonesia, yang namanya orientasi pasti konotasinya agak miring. MOS, OSPEK dll adalah salah satu contoh orientasi. Mungkin "demikian" juga orientasi kami. Agak "sangar' kalo boleh dibilang haha. Selama 5 hari pembekalan kami tidur hanya 2 atau 3 jam. Itupun kami sudah sangat senang. Ada satu hari dimana kami hanya tidur 1 jam. Pembekalan mungkin hanya sampai jam 10 malam. Selanjutnya adalah latihan untuk talent show. Yaitu berupa pertunjukkan daerah dari seluruh indonesia untuk ditampilkan di Washington DC. Bisa dibayangkan betapa sulitnya menghimpun seluruh kesenian nusantara menjadi satu bentuk karya seni yang utuh. Itulah sebabnya kami mungkin hanya dapat tidur 2 atau 1 jam setiap malam selama 5 hari tersebut. Jam 6 selesai latihan, jam 7 pagi sudah mulai sesi. Tak pelak, banyyak "menimbulkan" korban orientasi ini (haha lebay) Beberapa diantara kami sakit-sakitan dan tidak fit (termasuk saya :p) Sakit saya yang paling komplikasi mungkin. Batuk, pilek, demam, radang tenggorokan, panas, diare, dan mimisan. Orientasi yang "mantap".

Kami berangkat dari Soekarno Hatta ke Kuala Lumpur. Kemudian melanjutkan perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Frankfurt, Jerman. dari Jerman ke Washington DC. Yang menarik untuk diceritakan adalah diare saya. seperti yang saya bilang diatas, saya mengidap diare sejak orientasi. tau lah, seperti apa gejala diare. Sedikit-sedikit akan pergi ke toilet. Dan yang membuat menarik adalah bahwa semenjak dari Kuala Lumpur, sudah tidak ada lagi toilet air. Semuanya tissu. Padahal saya tidak pernah menggunakan toilet tissu. Di airport Jerman saja mungkin sudah 5 kali saya buang air besar. Di pesawat 4 kali. di Washington 2 kali. Ya ampun, penderitaan yang amat sangat bagi saya waktu itu. Tapi dibalik itu ternyata mengandung hikmah juga, saya lebih terbiasa dengan tipe toilet yang demikian dibandingkan teman-teman lain haha. Banyak dari teman saya yang "ngempet" buang air besar karena tidak mau toilet tissu. Karena saya diare ya mau bagaimana lagi :p Di Washington DC ketika teman saya diinterogasi petugas imigrasi amerika pun saya masih sempat ke toilet :p

Hari pertama di Washington DC, kami mengadakan kunjungan ke kedutaan Indonesia. Sesampainya disana, bukan mencari duta besar Indonesia untuk disalami tetapi saya lebih memilih mencari toilet untuk ditongkrongi haha. Saya pikir karena kedutaan Indonesia, toiletnya bakalan toilet air. Ternyata sama saja zzzzzzzz (malah jadi cerita toilet dan diare)
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "[Live as an exchange student of AFS] Part.4 -- Orientasi dan Keberangkatan"