[Live as an exchange student] Part.10 -- Kekatrok'an Anak Indonesia
Saya suka tertawa sendiri mengingat beberapa kejadian yang menimpa saya dan teman-teman Indonesia lainnya dari mulai keberangkatan hingga sampai di negara ini. Kejadian yang mungkin saya istilahkan sebagai kekatrok'an haha. Atau kealay'an mungkin untuk beberapa orang. Atau apalah namanya. Orang yang paling gaul sekalipun di rombongan kami masih saja alay :p Senang juga menyaksikan teman-teman saya menjadi katrok. Tapi perih juga dibilang katrok gantian haha.
Dimulai dari masalah toilet. Hal pertama yang membuat kami takjub adalah toilet di Frankfurt, Jerman yang menggunakan teknologi sensor. Jadi kamu hanya tinggal mak kluyur saja sebenarnya.. Tapi namanya barang baru liat, pasti kaget. Saya coba cari dimana tombolnya. Saya pegang semua bagian panel toilet. Masih saja tidak keluar air. Lalu saya pukul-pukulkan tangan saya seperti ketika tivi rusak. Mash juga belum keluar. Saking stressnya akhirnya saya tinggal pergi begitu saja. Ah bodo amat, salah sendiri toilet aneh. Tiba-tiba baru beranjak sebentar mak byuurrrrrrr air dengan sendirinya keluar menyapu bersih toilet. Pemikiran saya masih saja katrok.
"Tuh kan, habis digedor jalan. Toilet Jerman kok ketinggalan jaman sih"
kemudian saya perhatikan lagi secara seksama ada seperti sinar merah didekat panel. Daritadi saya berpikir :
"Ini merah-merah apa sih? Kamera pengawas? Masa di toilet dikasih kamera segala? Mana ditaruhnya pas pula"
Usut punya usut ternyata itu adalah kamera sensorik ultramerah yang akan menyapu kotoran di toilet dengan otomatis. Eit, kekatrokan belum berakhir. Teman-teman saya ternyata pada akhirnya mengetahui hal itu juga. Dan secara bergantian bermain-main dengan toilet itu. Ada yang duduk sebentar terus berdiri dan mak byurrrrrrrrrrr. Ada yang duduk setngah berdiri, air tidak keluar. Kemudian berdiri dan mak byuuuuuuuurrrrrrr lagi. Ada yang menusuk-nusuk mata inframerah. Ada yang mengabadikan toilet tersebut ke kamera.
"Ih bagus ya, ih bagus ya"
batin saya :
"Perasaan mau ke amerika, kok yo katrooook"
Hal katrok kedua adalah shower. Kami menginap di Hotel Hilton sebelum berangkat ke tujuan masing-masing. Hotel Hilton adalah Hotel Bintang 7 yang sangat mewah. Segala didalamnya serba aneh bagi kami. Di hotel itu juga pertama kalinya saya merasakan kunci kamar dengan kartu. Sebelum masuk kamar, saya gesekkan kartu itu kemudian pintu membuka otomatis. Kekatrokan kecil dimulai, saya gesek-gesekkan kartu itu berulang kali. Merasa betapa bagusnya kartu ini. Kemudian saya berlagak seperti kartun digimon di tivi dengan mengumpamakan kartunya sebagai kartu digimon haha. Sampai seseorang teman dari Turkey lewat didepan kamar saya dan menyeringai aneh, baru saya masuk kamar :p
Kemudian saking panasnya saya ingin langsung mandi. Kamar mandinya bath tub dengan shower ternyata. Batin saya :
"Alah, kamar mandi gini. Gw tau caranya cuy. Ga bakal katrok nih kali ini"
Kemudian saya hampiri tombol shower dan saya pencet. TIT. Tidak ada reaksi.
"Mampus katrok gw kumat"
Kemudian saya otak-atik. Saya anggap upaya saya sudah maksimal. Saya berjuang selama satu jam menganalisis, memberi hipotesis dan bereksperimen. Masih saja gagal. Akhrinya teori sosial saya gunakan. Saya tanya teman kamar di depan saya. Eit, jangan lupa. Kesempatan main kartu digimon :p haha
Kemudian saya tanya :
" Cuy, lo nyalain showernya gimana?"
Teman saya menjawab:
"Katro lu. Diputer cuy keran yang atas."
Saya kembali ke kamar. Saya putar keran itu ke atas, masih juga belum nyala. Akhirnya 15 menit bermain putar-putar, saya seret teman saya untuk bertanggungjawab hahaha.
"Udah gw puter nih. Masih ngadat"
"Iya nih. Rusak kali cuy"
"Iya apa ya? ok deh tak tanya resepsionis"
Akhirnya saya bertanya ke resepsionis dan dengan sangat professional dia merespon:
"Ok. Akan kami kirimkan ahli mekanik kami ke kamar anda"
"Buseett. Shower doang pake kirim ahli mekanik"
Akhirnya saa kembali ke kamar bersama ahli mekanik tadi dan langsung menuju bathroom. Disana, sang ahli mekanik hanya mengamati 4 detik. Sungguh hebat. Dan dengan sigap tangannya meraih suatu tombol. TIT.
"Yeee, ini mah belum dipence atuh" katanya.
Mampuuus gw mati malu cuy hahaha.
Dimulai dari masalah toilet. Hal pertama yang membuat kami takjub adalah toilet di Frankfurt, Jerman yang menggunakan teknologi sensor. Jadi kamu hanya tinggal mak kluyur saja sebenarnya.. Tapi namanya barang baru liat, pasti kaget. Saya coba cari dimana tombolnya. Saya pegang semua bagian panel toilet. Masih saja tidak keluar air. Lalu saya pukul-pukulkan tangan saya seperti ketika tivi rusak. Mash juga belum keluar. Saking stressnya akhirnya saya tinggal pergi begitu saja. Ah bodo amat, salah sendiri toilet aneh. Tiba-tiba baru beranjak sebentar mak byuurrrrrrr air dengan sendirinya keluar menyapu bersih toilet. Pemikiran saya masih saja katrok.
"Tuh kan, habis digedor jalan. Toilet Jerman kok ketinggalan jaman sih"
kemudian saya perhatikan lagi secara seksama ada seperti sinar merah didekat panel. Daritadi saya berpikir :
"Ini merah-merah apa sih? Kamera pengawas? Masa di toilet dikasih kamera segala? Mana ditaruhnya pas pula"
Usut punya usut ternyata itu adalah kamera sensorik ultramerah yang akan menyapu kotoran di toilet dengan otomatis. Eit, kekatrokan belum berakhir. Teman-teman saya ternyata pada akhirnya mengetahui hal itu juga. Dan secara bergantian bermain-main dengan toilet itu. Ada yang duduk sebentar terus berdiri dan mak byurrrrrrrrrrr. Ada yang duduk setngah berdiri, air tidak keluar. Kemudian berdiri dan mak byuuuuuuuurrrrrrr lagi. Ada yang menusuk-nusuk mata inframerah. Ada yang mengabadikan toilet tersebut ke kamera.
"Ih bagus ya, ih bagus ya"
batin saya :
"Perasaan mau ke amerika, kok yo katrooook"
Hal katrok kedua adalah shower. Kami menginap di Hotel Hilton sebelum berangkat ke tujuan masing-masing. Hotel Hilton adalah Hotel Bintang 7 yang sangat mewah. Segala didalamnya serba aneh bagi kami. Di hotel itu juga pertama kalinya saya merasakan kunci kamar dengan kartu. Sebelum masuk kamar, saya gesekkan kartu itu kemudian pintu membuka otomatis. Kekatrokan kecil dimulai, saya gesek-gesekkan kartu itu berulang kali. Merasa betapa bagusnya kartu ini. Kemudian saya berlagak seperti kartun digimon di tivi dengan mengumpamakan kartunya sebagai kartu digimon haha. Sampai seseorang teman dari Turkey lewat didepan kamar saya dan menyeringai aneh, baru saya masuk kamar :p
Kemudian saking panasnya saya ingin langsung mandi. Kamar mandinya bath tub dengan shower ternyata. Batin saya :
"Alah, kamar mandi gini. Gw tau caranya cuy. Ga bakal katrok nih kali ini"
Kemudian saya hampiri tombol shower dan saya pencet. TIT. Tidak ada reaksi.
"Mampus katrok gw kumat"
Kemudian saya otak-atik. Saya anggap upaya saya sudah maksimal. Saya berjuang selama satu jam menganalisis, memberi hipotesis dan bereksperimen. Masih saja gagal. Akhrinya teori sosial saya gunakan. Saya tanya teman kamar di depan saya. Eit, jangan lupa. Kesempatan main kartu digimon :p haha
Kemudian saya tanya :
" Cuy, lo nyalain showernya gimana?"
Teman saya menjawab:
"Katro lu. Diputer cuy keran yang atas."
Saya kembali ke kamar. Saya putar keran itu ke atas, masih juga belum nyala. Akhirnya 15 menit bermain putar-putar, saya seret teman saya untuk bertanggungjawab hahaha.
"Udah gw puter nih. Masih ngadat"
"Iya nih. Rusak kali cuy"
"Iya apa ya? ok deh tak tanya resepsionis"
Akhirnya saya bertanya ke resepsionis dan dengan sangat professional dia merespon:
"Ok. Akan kami kirimkan ahli mekanik kami ke kamar anda"
"Buseett. Shower doang pake kirim ahli mekanik"
Akhirnya saa kembali ke kamar bersama ahli mekanik tadi dan langsung menuju bathroom. Disana, sang ahli mekanik hanya mengamati 4 detik. Sungguh hebat. Dan dengan sigap tangannya meraih suatu tombol. TIT.
"Yeee, ini mah belum dipence atuh" katanya.
Mampuuus gw mati malu cuy hahaha.
October 8, 2009 at 12:56 AM
wahahahahaha, saya ngekek mas sumpah :D lucu tuh lucu, baru tau ternyata mas gineng dulu juga hobi nonton DIGIMON :D *salah fokus
October 9, 2009 at 1:21 AM
Gineng...aku ngakak baca posting kamu yang ini....
gitulah neg indonesia ga maju2...