[Live as an exchange student] Part.17 -- Kehidupan Remaja Amerika
Saya baru saja pulang dari menyaksikan pertandingan basket sekolah saya dengan sekolah lain. Lebih tepatnya sepulang bersorak-sorak mendukung tim basket sekolah saya. begitulah kehidupan remaja high school amerika. Sport, chauvunisme sekolah dan having fun adalah all about it. Kemudian sepulang itu saya menulis artikel ini. Karena masih segar di ingatan saya bahwa saya akan bercerita kehidupan remaja amerika.
Tersadar atau sedikit menyadari, darah remaja amerika sedikit demi sedikit merasuki tubuh saya. Cara pandang saya mungkin sudah berubah. Orientasi saya pun juga berubah semenjak saya mengenal negara ini. Termasuk hal yang tabu dan "sakral" yang saya tidak pernah tahu di Indonesia. Namun yang perlu saya tekankan adalah, bahwa hal yang tabu bukan berarti hal yang ditafsirkan sebagai sesuatu yang salah. Saya lebih mengartikannya sebagai suatu sumber yang darinya saya dapat mengambil suatu studi analisis untuk dikomparasikan berdasarkan konteks, nilai dan proporsinya masing-masing.
Kehidupan remaja di amerika adalah suatu hal unik tersendiri yang ingin saya bagi bersama teman-teman. Dimana saya ingin menyajikannya untuk menjadi sebuah wacana atau tuladha. Tuladha bukan hanya meliputi hal-hal yang baik, namun juga belajar dari hal yang buruk untuk mengambil kebaikannya.
Kehidupan remaja amerika banyak diwarnai tentang kegiatan sekolah mereka, cinta, pekerjaan dan having fun. Kegiatan di High School di amerika sangat beragam dari mulai Football (American Football), Sepak Bola, Tennis, Basket, Baseball dan macam-macam sport lainnya. Atau ada juga Cheerleader yang selalu ada ketika sekolah bertanding home, FBLA (Future Business Leader of America) yang merupakan wadah kewirausahaan siswa amerika , HOSA (Health Occupations Student of America) yang mirip Palang Merah Remajanya amerika, NHS (National Honor Society) yang merupakan wadah siswa berprestasi dengan IP (Indeks prestasi atau yang disini disebut GPA yaitu Grade Point Average) diatas 3.5 dan lain sebagainya. Saya sendiri adalah anggota tim baseball sekolah saya dan National Honor Society. Saya sempat melamar HOSA namun tidak diterima karena tidak punya latarbelakang medis haha.
Begitulah salah satunya kehidupan remaja amerika disibukkan dengan kegiatan ekstrakulikuler mereka. Apalagi masalah sport, semua siswa boleh dikatakn berantusias. Di Amerika, satu kota mungkin hanya ada satu sekolah. Seperti High School dikota saya, satu-satunya ya hanya Sterling High School. Dan mereka memiliki sport seperti pertandingan asli saja. Memiliki lapangan dan segalanya lengkap. Jadi lahirlah istilah Home or Away. Ketika pertandingan Home, maka semua elemen sekolah akan saling kompak semangat menyemangati. Ada kelompok Drum Band yang akan memainkan lagu-lagu gagah ketika kami mencetak score. Ada juga Cheerleader-cheerleader yang bersorak-sorak untuk mendukung dengan rok mininya. Dan di barisan depan, bersiaplah orang-orang dengan berbadan besar bersorak-sorak untuk tim kami dan berdiri (standing applause) untuk mendukung mati-matian tim kami. Saya seringkali ikut di barisan orang-orang besar itu haha. Sport adalah segalanya di amerika.
Kehidupan lainnya adalah bekerja. Meski demikian, tidak sedikit juga anak-anak amerika yang bekerja sendiri untuk uang saku mereka. Ketika saya tanya untuk apa, mereka menjawab untuk bayar bensin mobil, untuk asuransi mobil dan lain sebagainya. Inilah mungkin yang kita perlu belajar. Semangat dan kerja keras mereka dibalik itu semua. Bekerja dari pulang sampai larut malam, kemudian setelah itu mereka masih harus mengerjakan PR dan tugas-tugas sekolah. Bisa dibayangkan betapa melelahkannya.
Namun dibalik itu juga, pastilah ada sisi-sisi keremajaan yang melekat. Yaitu masalah party, dance, clubbing dan lain sebagainya. Hal-hal demikian bukanlah hal yang tabu lagi. Seperti kata Miley Cirus, "It is a party in USA". Saking terkenalnya remaja = party di amerika. Kalau mau tahu apa saja yang dilakukan ketika party, tanya saya langsung saja haha.
Yang tidak kalah menarik juga masalah percintaan remaja amerika. Yang dulu saya kira berbeda, ternyata saya temukan kurang lebih sama. Hanya saja bagi saya mungkin agak kompleks. Mungkin karena nilai budaya yang saya anut berbeda dengan apa yang mereka resapi. Lebih kompleks karena di beberapa poin, seorang pasangan memperbolehkan pasangnnya berhubungan fisik dengan orang lain seperti berpelukan, jika saja itu saya pastilah saya cemburu. Disamping itu, pola hubungan remaja amerika banyak mengandung unsur persinggungan fisik yang saya lihat berbeda dengan pola hubungan remaja di indonesia (iya ga sih? haha) melihat teman saya berciuman di depan locker atau didepan kelas adalah pemandangan yang biasa bagi saya sehari-hari. Seperti yang saya katakan tadi, mungkin begitulah yang mereka resapi sebagai kasih sayang. Kita tidak perlu menjustifikasi apapun. Kita memiliki nilai kita sendiri dan nilai-nilai yang kita pahami dan kita resapi yang mungkin berbeda dengan interpretasi mereka.
Seperti itulah kira-kira gambarannya. Semoga dapat dijadikan wacana dan diambil
pelajaran.
Berikut saya tampilkan salah satu pertandingan basket sekolah saya
http://www.youtube.com/watch?v=Ii97ZIKGW_k
Favorit saya adalah sahabat baik saya sendiri, Bobby Lebsock (12) dan Brent Avila (22)
nb : Seragam putih
0 Response to "[Live as an exchange student] Part.17 -- Kehidupan Remaja Amerika"